Pages

Subscribe:

Saturday, November 26, 2011

Obat-obat Hipertensi



OBAT-OBAT HIPERTENSI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Farmasi
Dosen pengampu Prof. Achmad Binadja, Apt, Ph.D


Disusun oleh:

Ika Fatmawati (4301409022)
Rangga Krisma Putra (4301409030)



JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011


OBAT-OBAT HIPERTENSI

  1. PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Hipertensi sering dikenal sebagai Silent Killer karena 90 % pasien menderita hipertensi tanpa gejala. 10 % pasien penderita hipertensi dengan gejala seperti nyeri , sakit kepala, rasa tidak nyaman, suhu meningkat dll.
Banyak orang mengabaikan penyakit ini dan salah dalam menyikapinya. Hipertensi adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan tetapi bisa di kontrol sehingga mencapai tekanan darah normal, jika tidak di kontrol maka menyebabkan kerusakan target organ, kalau pada ginjal akan menyebabkan gagal ginjal, pada jantung akan menyebabkan gagal jantung, dan pada otak akan menyebabkan stroke, semuanya berujung kepada kematian.
Diketahui 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya. Itulah sebabnya hipertensi dijuluki pembunuh diam-diam atau silent killer. Seseorang baru merasakan dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung, koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif atau stroke .Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya.
Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi (high case fatality rate) juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus ditanggung para penderita. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi penurunan kualitas hidup.
Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua terkena Hipertensi, maka kecenderungan anak untuk menderita Hipertensi adalah lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki orang tua penderita Hipertensi.
Meningkatnya tekanan darah akan memperberat kerja jantung dan pembuluh darah, sehingga mempercepat terbentuknya arterosklerosis di pembuluh darah, jika arteroklerosis terbentuk di pembuluh darah jantung akan berakibat terjadinya iskemia ( supply darah ke jantung tidak mencukupi kebutuhan jantung) kemudian diikuti oleh gejala nyeri dada yang disebut dengan angina kemudian berlanjut terjadinya kematian jaringan otot jantung dan berujung kepada terjadinya gagal jantung dan kematian. Jika arterosklerosis terbentuk di pembuluh darah utama jantung akan berakibat kepada kematian mendadak. Jika arterosklerosis terbentuk di pembuluh darah otak akan berakibat kematian jaringan otak atau disebut stroke dan juga berujung kepada kematian. Pada ginjal, hipertensi mengakibatkan terjadinya penebalan dinding arteri dan kapiler ginjal sehingga fungsi ginjal untuk filtrasi menjadi kurang efisien dan kemudian berlanjut kepada terjadinya gagal ginjal dan kematian.
Karena begitu besarnya pengaruh hipertensi terhadap organ-organ utama kita maka kita harus mengetahui gejala, pencegahan dan obat-obat yang bisa menyembuhkan hipertensi.
Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

  1. Perumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal diantaranya:
  1. Apa pengertian Hipertensi?
  2. Gejala apa yang terjadi jika kita terkena Hipertensi?
  3. Apa saja penyebab terjadinya Hipertensi?
  4. Bagaimana cara mencegah terjadinya Hipertensi?
  5. Apa saja faktor-faktor resiko Hipertensi?
  6. Pengobatan apa yang dilakukan untuk menyembuhkan Hipertensi?

  1. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi berarti tekanan tinggi didalam arteri-arteri. Arteri-arteri adalah pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah dari jantung yang memompa ke seluruh jaringan dan organ-organ tubuh. Tekanan darah tinggi bukan berarti tegangan emosi yang berlebihan, walaupun tegangan emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk semenatara. Tekanan darah normal adalah dibawah 120/80; tekanan darah antara 120/80 dan 139/89 disebut “pra-hipertensi” (“pre-hypertension”), dan suatu tekanan darah dari 140/90 atau diatasnya dianggap tinggi.
Angka yang diatas, tekanan darah sistolik, berhubungan dengan tekanan didalam arteri ketika jantung berkontraksi dan memompa darah maju kedalam arteri-arteri. Angka yang dibawah, tekanan diastolik, mewakili tekanan didalam arteri-arteri ketika jantung istirahat (relax) setelah kontraksi. Tekanan diastolik mencerminkan tekanan paling rendah yang dihadapkan pada arteri-arteri.
Suatu peningkatan dari tekanan darah sistolik dan/atau diastolik meningkatkan risiko mengembangkan penyakit jantung (cardiac), penyakit ginjal (renal), pengerasan dari arteri-arteri (atherosclerosis atau arteriosclerosis), kerusakan mata, dan stroke (kerusakan otak). Komplikasi-komplikasi dari hipertensi ini sering dirujuk sebagai kerusakan akhir organ karena kerusakan pada organ-organ ini adalah hasil akhir dari tekanan darah tinggi kronis. Untuk sebab itu, diagnose tekanan darah tinggi sangat penting sehingga usaha-usaha dapat dibuat untuk membuat tekanan darah menjadi normal dan mencegah komplikasi-komplikasi. Batas-batas atas rata-rata tekanan darah sebagai berikut:

Tabel 1. Batas-batas atas rata-rata tekanan darah
Usia
Pria
Wanita
Sistolis
diastolis
sistolis
Diastolis
10-20th
102-123
70-78
103-116
70-73
20-30
123-126
78-80
116-120
73-76
30-40
126-128
80-82
120-126
76-80
40-50
128-133
82-83
126-136
80-85
50-60
133-140
83-84
136-144
85-83
60-70
140-143
84-81
144-158
83-81
70-80
143
81-80
158-155
81-80
80-90
143
80-78
155-149
80

Tubuh memiliki suatu sistem umtuk mengatur tingginya tensi, yakni sistem renin-angiotensin. Secara sistematis sebagai berikut:
Renin dibebaskan


Stimulasi

Vasokonstriksi



Angiotensin


Sekresi aldosteron




Gambar 1. Sistem renin-angiotensin
2.2 Gejala Hipertensi
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan azetoma (peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan.
Crowin (2000: 359) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa : nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial, penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi, ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat, nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

2.3 Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
  1. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
  1. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
  1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
  2. Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut.
  3. Terlepasnya neurohormon-neurohormon
  4. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

2.4 Pencegah Terjadinya Hipertensi
Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup. Hindari kebiasaan lainnya seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol diduga berpengaruh dalam meningkatkan resiko Hipertensi walaupun mekanisme timbulnya belum diketahui pasti.

2.5 Faktor Resiko Hipertensi
Faktor resiko hipertensi meliputi :
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur.
Jenis kelamin juga sangat erat kaitanya terhadap terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipertensi pada laki-laki dan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami menopause. Perbandingan antara pria dan wanita, ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi. Riwayat keluarga juga merupakan masalah yang memicu masalah terjadinya hipertensi hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan.
Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 5-15 gram perhari, prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.
Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida. Orang-orang peka sodium lebih mudah meningkat sodium, yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah. Garam mempunyai sifat menahan air. Mengkonsumsi garam lebih atau makan-makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah.
Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekanan darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembulu dadarah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan member sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembulu darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan iksigen dalam darah. Hal ini akan mengakibatkan tekanan darah karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh.
Aktivitas sangat mempengaruhi terjadinya hipertensi, dimana pada orang yang padat aktvitas akan cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantung akan harus bekerja lebih keras pada tiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung memompa maka makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri.
Stress juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi dimana hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Pil anti hamil karena mengandung hormon kelamin estrogen yang dapat menahan garam dan air.
2.6 Pengobatan Hipertensi
Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olahraga isotonik (seperti bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit). Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
    1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
    2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik. Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
    1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
    2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh
    3. Ciptakan keadaan rileks
    4. Mengadakan cukup waktu istirahat dan tidur
    5. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
    6. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol

Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter. Berikut beberapa obat-obat hipertensi:

    1. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Obat-obat ini mempertinggi pengeluaran garam dan air, hingga volume darah dan tekanan darah menurun. Contoh obatnya yaitu Hidroklorotiazid, Klortalidon, dan Politiazida.
Gambar 2. Klortalidon dan Politiazida

    1. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.

Gambar 3. Klonidin dan Metildopa
Gambar 4. Reserpin
Efek samping penggunaan Reserpin yaitu depresi psikis dengan condong bunuh diri, juga hipotensi ortostatik. Dosis obat Reserpin: oral 3 kali sehari 0,1-0,25 mg. Penggunaan Reserpin untuk penderita hipertensi ringan sampai sedang.
Metildopa digunakan untuk penderita hipertensi sedang sampai berat. Efek sampingnya mengantuk, depresi, dan penggunaan lama terjadi kebiasaan (habituasi). Dosis Metildopa: oral permulaan pagi-pagi 250 mg p.c setelah beberapa hari berangsur-angsur dinaikan sampai 2-3 kali sehari 250 mg, maksimum 4 kali 500 mg.
Efek samping penggunaan Klonidin yaitu mengantuk, pusing, gelisah, dan pada dosis tinggi impotensi. Demam dan retensi garam dapat terjadi pula. Dosis penggunaan Klonidin: oral permukaan 3 kali sehari 75 mcg (klorida), berangsur-angsur dinaikan sampai 3 kali 150-300 mcg.

    1. β-bloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis β-bloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Zat-zat ini sudah tidak digunakan lagi karena menimbulkan kelainan mata dan kulit. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati. Efek samping obat ini yaitu depresi, halusisnasi dan ada zat-zat lipofil yang mudah melintasi rintangan darah-otak.
Gambar 5. Metoprolol dan Propanolol
Gambar 6. Atenolol

    1. Vasodilatansia
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prazosin, Hidralasin, Indapamida, Diazoksida, dan Minoksidil.
Gambar 7. Prazosin dan Hidralasin

Gambar 8. Indapamida dan Diazoksida
Gambar 9. Minoksidil
Efek samping penggunaan Prazosin yaitu jika digunakan dengan dosis permulaan tinggi akan kolaps dan pingsan. Penggunaan Hidralazin juga memiliki efek samping gangguan lambung usus dan nyeri kepala, tetapi akan hilang sendiri setelah beberapa minggu. Diazoksida memiliki efek samping retensi garam, gangguan darah dan bertumbuhnya rambut berlebihan. Begitu juga efek samping dari Minoksidil.

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan. Banyak organ-organ yang rusak dikarenakan tekanan darah yang tinggi (hipertensi). Kerusakan organ-organ dapat dicegah dengan mengobati penyakit hipertensinya hingga mencapai batas normal. Organ-organ tersebut antara lain :

  1. Otak
Hipertensi yang tidak ditangani dapat menyebabkan perdarahan mikro (perdarahan yang tidak tampak) dan lesi (kerusakan pada otak) Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan stroke dengan segala akibatnya seperti perburukan fungsi kognitif, sensorik, motorik (mati rasa dan lumpuh) dan sebagainya.

  1. Mata
Hipertensi yang berat dapat menyebabkan perdarahan pada pembuluh darah di sekitar retina yang lama kelamaan dapat menyebabkan penyakit retinopati yang menyebabkan kebutaan. Untuk mengetahui adanya retinopati hipertensif harus dilakukan funduskopi pada penderita hipertensi.

  1. Jantung
Hipertensi akan menyebabkan peningkatan tekanan pada ventrikel kiri jantung. Untuk mengkompensasi hal tersebut, jantung melakukan remodeling pembesaran otot jantung ventrikel kiri sehingga terjadilah hipertropi ventrikel kiri.Akan tetapi hal tersebut menyebabkan ruang di ventrikel kiri berkurang sehingga pada akhirnya mengurangi volume darah yang dipompakan jantung ke seluruh tubuh sehingga mengganggu sirkulasi. Untuk mendeteksi adanya hipertropi ventrikel kiri bisa digunakan elektrokardiografi atau yang lebih canggih lagi ekokardiografi.
  1. Ginjal
Hipertensi yang lama/berat dapat menyebabkan kerusakan ginjal sehingga fungsi ginjal menurun. Fungsi ginjal yang menurun menyebabkan darah yang disaring menjadi berkurang sehingga jumlah urin (air seni) yang dihasilkan menurun dan zat-zat yang seharusnya dibuang seperti urea menumpuk dalam darah/plasma sehingga lama kelamaan dapat meracuni tubuh.Kerusakan ginjal juga menyebabkan peningkatan albumin dalam urin sehingga dapat menyebabkan kekurangan albumin (albuminemia) yang dapat menyebabkan keluarnya cairan dari pembuluh darah ke jaringan dengan segala manifestasinya seperti ascites (busung air), edema tungkai dan lain-lain. Untuk itu pada pasien hipertensi harus diperiksa fungsi ginjal (serum creatinin, creatinin clearence,protein urin)dan albumin.

  1. Pembuluh darah
Hipertensi menyebabkan pembuluh darah terutama arteri menjadi kaku dan menambah parah hipertensinya. Untuk mendeteksi adanya gangguan di pembuluh darah, dapat digunakan ultrasonografi/ carvis doppler dan Ankle Brachial Index (ABI)


  1. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
  1. Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal (120/80 mmHg).
  2. Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-tahun, itulah sebabnya hipertensi dijuluki pembunuh diam-diam atau silent killer.
  3. Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
  1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
  2. Pengobatanan dengan obat-obatan (farmakologis)
  1. Banyak organ-organ yang rusak dikarenakan tekanan darah yang tinggi (hipertensi).

3.2 Saran
  1. Hindari faktor resiko terjadinya hipertensi seperti merokok, garam dapur, stress dan lainnya, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
  2. Banyak efek samping penggunaan obat-obat hipertensi sehingga diharap sesuai petunjuk dokter.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Darah Tinggi/Hipertensi. Diakses dari http://www.rsbk-batam.co.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=25 pada tanggal 12 Oktober 2011.
Anonim. 2009. Penyakit Hipertensi Merusak Organ. Diakses dari http://dokter-medis.blogspot.com/2009/10/penyakit-hipertensi-merusak-organ.html pada tanggal 12 Oktober 2011.
Bayu, Joni. 2010. Obat-Obat Hipertensi. Diakses dari http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/obat-anti-hipertensi/ pada tanggal 12 Oktober 2011.
Didin. 2011. Penyakit Hipertensi. Diakses dari http://obat-alami.net/penyakit-hipertensi.html pada tanggal 12 Oktober 2011.
Sabif, Edial. 2009. Jenis-jenis Obat Hipertensi. Diakses dari http://www.jantunghipertensi.com/obat2an/105.html pada tanggal 12 Oktober 2011.
Sani, Aula. 2009. Hipertensi dan Faktor-faktor Risikonya. Diakses dari http://dokter-medis.blogspot.com/2009/08/hipertensi-dan-faktor-faktor-risikonya.html pada tanggal 12 Oktober 2011.
Ton Hoon Tjay dan Kirana Raharjo. 1978. Obat-obat Penting, Khasiat dan Penggunaannya. Jakarta: PT Elex Media Camputindo.


LAMPIRAN

Soal-Soal
  1. Batas normal atau rata-rata tensi manusia adalah....
a. 110/60 d. 150/50
b. 120/180 e. 120/ 40
c. 160/50
Jawab: B

  1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah, kecuali...
a. Kekenyalan dinding arteri
b. Kerja jantung meningkat
c. Santai-santai di teras
d. Bekerja terlalu lelah
d. Pelepasan neurohormon
Jawab: C

  1. Hipertensi bisa disebabkan karena beberapa faktor, antara lain
a. Gula tebu d. Garam
b. Jeruk e. Mangga
c. Obat cacing
Jawab: D

  1. Berikut ini tindakan umum yang dapat dilakukan untuk melawan hipertensi kecuali....
a. Menggemukan badan
b. Diet
c. Berhenti merokok
d. Cukup istirahat dan tidur
e. Gerak badan yang bertenaga
Jawab: A
  1. Penggolongan obat-obat hipertensi menurut khasiat farmakologi dibawah ini, kecuali...
a. Diuretika
b. Vasodilatansia
c. Perintang-perintang saraf adrenalin
d. Perintang-perintang ganglion
e. Zat-zat penekan SSS
Jawab: C

  1. Zat yang terkandung dalam obat diuretika yaitu...
a. Hidralazin d. Minoksidil
b. Indapamida e. Politiazida
c. Minoksidil
Jawab: E

  1. Struktur molekul dari propanolol yaitu.....

a. d.


b. e.

c.
Jawab: A

  1. Obat yang mempertinggi pengeluaran garan dan air yaitu....
a. Vasodilatansia
b. β-Blokers
c. α-Blokers
d. Diuretika
e. Zat-zat penekan SSS
Jawab: D





0 komentar:

Post a Comment